Kalau sedang ada masalah, coba kamu duduk dilantai, mepet tembok, posisikan tembok di kanan, atau di kiri kamu, kemudian sandarkan kepala kamu ke tembok, lalu menangislah sekencang-kencangnya, luapkan semuanya, sampai akhirnya tangisanmu terhenti sendiri, rasakan sensasinya.(Saran waktu dan lokasi: sore-sore, di ruang kelas, saat semua murid sudah pada pulang)Senin, 29 Juli 2019.Metro, Lampung.16:41.IF.
————————————————————
Saya ingat-ingat lagi, sebelum kalimat di atas saya tuliskan, saya dengan dia pernah ada sedikit krikil perjalanan. (ini salah satunya ya, dulu banyak soalnya krikil semacam ini, sampai yang batu besar saja ada, cuma yang kali ini lumayan berakhir dramatis)
Yang saya juga mulai sadari...
Sebelum tiba pada tanggal yang tertera di atas, saya sedikit yakin bahwa bukan cuma saya saja yang mulai merasa ada yang berbeda di antara kami.
(biarkan saya menarik nafas sebentar)
Namun sebisa mungkin saya masih tetap berusaha untuk menepis.
Saya tidak mau mengacaukan hari-hari menyenangkan ini, hanya dengan meng-iya-kan apa yang sudah saya hindari sejak awal.
Saya akan percayai ini semua jika memang saya sudah benar-benar yakin dari pihak dia juga merasakan hal serupa. (walau entah bagaimana caranya)
Ehm, kembali lagi pada krikil perjalanan.
Tidak mengerti apa yang dia pikirkan malam itu, dia aneh.
Mengatakan hal membingungkan.
Yang tentu membuat saya penasaran dan bertanya tanya "Sebenarnya ada apa?"
Setelah mengatakan:
[28/7/2019 21:31]
Kamu ngerasa ada yg beda ga si?
Membuat saya balik bertanya apa yang dia maksud berbeda. Dan yang saya dapati hanya elakkan darinya. Dia malah minta ganti topik. Dan setelah sedikit saya desak agar dia menjelaskan maksud sebenarnya, balasan yang saya dapat malah;
[28/7/2019 22:00]
Aku tau apa yg kamu pikirin
[28/7/2019 22:00]
Suatu saat kamu pasti tau jawabannya
[28/7/2019 22:01]
Maaf, kalo aku jadi kek gini sekarang
(Heeloooo mas, siapa yang ga makin penasaran dan kesal kalau malah digituin)
Saya makin mendesak dia dong. Lalu;
[28/7/2019 22:03]
Kamu udah tau apa yg aku maksud
[28/7/2019 22:03]
Maaf. Tapi emang cuma itu yg bisa aku kasih tau
Menyebalkan sekali bukan?
Tidak menyampaikan apa-apa, namun berspekulasi sepihak bahwa saya sudah tau apa yang dia maksud,-
Tak lama setelah berdebat panjang.
Kemudian sampai lah dia menelpon saya.
Memohon agar tidak perlu memikirkan apa yang dia katakan.
Dan berujung dia minta kami agar sama-sama bersegera tidur, namun sialnya ternyata saya tidak bisa terlelap sedikit pun sampai pagi datang menjemput.
Lebih sialnya lagi pagi hari yang datang adalah..
SENIN PAGI(!)
Okey, santai, tenang, ini bukan pertama kalinya kamu berangkat sekolah dalam keadan belum tidur sama sekali. Calm, everything's gonna be fine!
Seperti ritual senin pagi pada umumnya, sebelum memulai kegiatan belajar mengajar, upacara pengibaran bendera akan dilaksanakan terlebih dahulu.
Kesialan bertubi-tubi nampaknya gemar sekali mengikuti saya hari itu. Karena dengan bodohnya saya lebih memilih untuk berusaha berangkat sangat pagi untuk menghindari teguran atau sekedar sapaan dari orang-orang juga pastinya orang tua saya, dikarenakan penampakan wajah saya yang super kacau balau padahal masih pagi. Sehingganya mengakibatkan saya jadi melewatkan jam sarapan. (hih dah lah)
Upacara+semalam habis menangis+kepikiran+tidak bisa tidur+tidak sarapan=......
Sontak semua orang langsung mengerumuni saya ketika tiba-tiba tubuh saya tidak seimbang dan nyaris mendaratkan bokong saya ke tanah jika tidak segera di tangkap.
Berakhirlah saya terbaring di UKS.
————————————————————
Dan kejadian itu telah lama berlalu, namun sampai detik ini saya masih belum tau sebenarnya apa yang dia maksud malam itu.
Ketika saya coba tanya, dia bilang dia lupa:"
Nanti akan saya coba tanya lagi.
By the way, cerita di postingan kemarin tidak jadi saya lanjutkan, kelanjutannya biarkan menjadi draf saja.
0 komentar:
Posting Komentar